Kualitas Dalam Manajemen

Definisi Kualitas dalam Manajemen

1. DEFINISI KUALITAS Ridwan Mahmudi NIM: 222141508 TRISAKTI UNIVERSITY Trisakti International Business School TRISAKTI INTERNATIONAL BUSINESS SCHOOL PROGRAM PASCASARJANA - DOCTOR STRATEGIC MANAGEMENT MATA KULIAH: QUALITY MANAGEMENT DOSEN : Prof. Ir. Syamsir Abduh, MM, Ph.D NILAI = 95

2. TRISAKTI UNIVERSITY Trisakti International Business School DEFINISI KUALITAS: 
    1. Kotler (1997) mendefinisikan kualitas sebagai keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang mendukung kemampuan untuk memuaskan kebutuhan. Kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan. Berarti bahwa citra kualitas yang baik bukan dilihat dari persepsi pihak perusahaan atau penyedia jasa, melainkan berdasar persepsi para pelanggan. Persepsi pelanggan terhadap kualitas merupakan perilaku menyeluruh atas keunggulan suatu jasa. 
   2. Gaze dan Buzzell (1989) serta Band (1989) bahwa yang dimaksud kualitas adalah perceived quality, yaitu perspektif pelanggan.
 
3. Krajewski dan Ritzman (1990) membedakan pengertian kualitas menurut pandangan produsen dan konsumen. Menurut pandangan produsen, kualitas adalah kesesuaian terhadap spesifikasi, dalam hal ini produsen memberikan toleransi tertentu yang dispesifikasikan untuk atribut-atribut kritis dari setiap bagian yang dihasilkan. Dari sudut pandang konsumen, kualitas adalah nilai (value), yaitu seberapa baik suatu produk atau jasa menyediakan tujuan yang dimaksudkan dengan tingkat harga yang bersedia dibayar konsumen dalam menilai kualitas. Yang meliputi perangkat keras yang berupa wujud fisik atau peralatan, pendukung produk atau jasa, dan kesan secara psikologis TRISAKTI UNIVERSITY Trisakti International Business School DEFINISI KUALITAS

4. Deming (1992) mendefinisikan kualitas sebagai perbaikan terus-menerus. Ia mendasarkan pada peralatan statistik, dengan proses bottom-up. Deming (1992) tidak memasukkan biaya ketidakpuasan pelanggan, karena menurutnya biaya ini tidak dapat diukur. Strategi Deming adalah dengan melihat proses untuk mengurangi variasi. Perbaikan kualitas akan mengurangi biaya. Ia memiliki kepercayaan yang tinggi pada pemberdayaan pekerja untuk memecahkan masalah, memberikan kepada manajemen peralatan yang tepat. TRISAKTI UNIVERSITY Trisakti International Business School DEFINISI KUALITAS

5. Juran dalam Schonberger dan Knod (1997), kualitas adalah fitness for use / kesesuaian penggunaan. Beberapa alat yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah adalah statistical process control (SPC). Ia berorientasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Juran memperkenalkan quality trilogy yang terdiri: 
  a. Quality planning / perencanaan kualitas Perencanaan kualitas merupakan proses untuk merencanakan kualitas sesuai dengan tujuan. Dalam proses ini pelanggan diidentifikasikan dan produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan dikembangkan. 
  b. Quality control / kontrol kualitas Kontrol kualitas merupakan proses mencapai tujuan selama operasi. 
  c. Quality improvement /perbaikan kualitas, untuk mencapai tingkat kinerja yang lebih tinggi. TRISAKTI UNIVERSITY Trisakti International Business School DEFINISI KUALITAS

6.Taguchi (1987)
   kualitas adalah loss to society, yang maksudnya adalah apabila terjadi penyimpangan dari target, hal ini merupakan fungsi berkurangnya kualitas. Pada sisi lain, berkurangnya kualitas tersebut akan menimbulkan biaya. 7.Crosby (1979) mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian dengan persyaratan. Ia melakukan pendekatan pada transformasi budaya kualitas. Setiap orang yang ada dalam organisasi dilibatkan dalam proses dengan menekankan pada kesesuaian dengan persyaratan individual. Proses ini berlangsung secara top down. 8.Goetsch dan Davis (1994) mendefinisikan kualitas yang cakupannya lebih luas, yaitu kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

7. TRISAKTI UNIVERSITY Trisakti International Business School DEFINISI KUALITAS 9.         

Tjiptono (2004) mendefinisikan kualitas sebagai kecocokan untuk pemakaian (fitness for use). Kadir (2001) menyatakan bahwa kualitas adalah suatu tujuan yang sulit dipahami (elusive goal), sebab harapan dari konsumen akan selalu berubah. Setiap ada standar baru yang baik ditemukan, maka konsumen akan menuntut lagi agar diperoleh lagi standar baru yang lebih baru dan lebih baik lagi. Dalam pandangan ini maka kualitas merupakan suatu proses dan bukan merupakan suatu hasil akhir (continuitas quality improvement).

8. TRISAKTI UNIVERSITY Trisakti International Business School PRO KONTRA ANALISIS No Pro Kons 1. Kotler (1997) Memberikan fokus pada memuaskan kebutuhan pelanggan. Kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan. Faktor lain tidak diperhitungkan. Produsen hanyalah pemuas persepsi pelanggan. Pelanggan bermacam macam persepsinya. 2. Gaze dan Buzzell (1989) serta Band (1989) Memberikan fokus pada memuaskan kebutuhan pelanggan. Kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan. Faktor lain tidak diperhitungkan. Produsen hanyalah pemuas persepsi pelanggan. Pelanggan bermacam macam persepsinya. 3. Krajewski dan Ritzman (1990) Mempertimbangkan 2 faktor kepuasan : konsumen dan produsen. Tidaklah mudah mencari titik temu kualitas menurut produsen (spesifikasi) dan konsumen (value)

9. TRISAKTI UNIVERSITY Trisakti International Business School PRO KONTRA ANALISIS No Pro Kons 4. Deming (1992) Kualitas secara berkala bisa diukur peningkatannya dan terkendali - Tidak memasukkan biaya ketidakpuasan pelanggan (tidak kuantitatif) - Asumsi perbaikan= penghematan biaya, perlu diuji kembali - Proses bottom up memerlukan konsistensi berkelanjutan yang makin hari makin berat. 5. Juran dalam Schonberger dan Knod (1997) Pendekatan kualitas lebih sistematik dan komplit : - Quality Planning - Quality Control Hal yang dinamis pada kebutuhan pelanggan menjadi kaku dikarenakan proses kualitas yang ditetapkan terlalu sistematik

10. TRISAKTI UNIVERSITY Trisakti International Business School PRO KONTRA ANALISIS No Pro Kons 6. Taguchi (1987) Memfokuskan pada peningkatan efisiensi untuk perbaikan dan pertimbangan biaya Kualitas asosiatif dengan target. Target yang tidak tercapai berarti peningkatan biaya. Bagaimana mengkuantitatifkan gap target dalam kerugian biaya? 7. Crosby (1979) Konsep ini mengarahkan pada tingkat kesalahan produk sekecil mungkin. Konsep zero defect atau tingkat kesalahan nol merupakan tujuan dari kualitas Proses Top Down menciptakan tingkat partisipasi yang rendah

11. TRISAKTI UNIVERSITY Trisakti International Business School PRO KONTRA ANALISIS No Pro Kons 8. Goetsch dan Davis (1994) Kualitas dibangun atas banyak faktor: Produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan Mengkombinasikan seluruh faktor bukan hal yang mudah 9. Tjiptono (2004) Fokus pada fitness (kesesuaian secara fungsi yang diinginkan) Kurang memberikan ruang pengertian faktor lain yang membangun sebuah kualitas selain fungsi pemakaian 10. Kadir (2001) Kualitas lebih dinamis (continous improvement) Standart Kualitas apakah bisa secepat dinamika yang ada pada marketnya?

12. TRISAKTI UNIVERSITY Trisakti International Business School DEFINISI TERPILIH & ALASAN DEFINISI PILIHAN Goetsch dan Davis (1994) mendefinisikan kualitas yang cakupannya lebih luas, yaitu kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Alasan : Definisi ini membangun teori atas berbagai faktor dinamis yang luas yakni: produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan. Tidak mungkin sebuah hal hanya ditentukan oleh faktor tunggal. Pasti ada faktor faktor lain yang mempengaruhi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tujuan,Fungsi,Tugas Manajemen Perkantoran

8 Fungsi Etika Dalam Komunikasi Kantor

Kelompok Dalam Manajemen